Selasa, 06 April 2010

HM Yunus Kadir Kian Menguat di Toraja


TANA TORAJA, TRIBUN-TIMUR.COM - Calon Bupati Tana Toraja Yunus Kadir mengaku prihatin

atas kondisi pengangguran di Tana Toraja, yang dinilai semakin hari semakin meningkat.

Hal itu disampaikan Yunus melalui Master Campaignnya Zulfikar di sela-sela pertemuan khusus

dengan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam SE, di Kendari Sabtu kemarin (13/03/2010).
Dalam pertemuan itu, Nur Alam sempat menanyakan jumlah pengangguran di Tator dan strategi

Yunus untuk dapat mengeliminir jumlah pengangguran tersebut nantinya seperti apa. Dalam

kesempatan itu Nur Alam sempat meminta kepada Yunus Kadir agar dapat membangun Tana

Toraja disegala sektor termasuk mengurangi jumlah pengangguran di Tator.

Yunus mengatakan bahwa masalah pengangguran semakin serius dan rumit, serta butuh langkah

penyelesaian konkret dan terobosan. Salah satunya dengan memanfaatkan keberadaan ratusan

BUMN, baik yang sepenuhnya masih milik pemerintah, maupun sebagian sahamnya telah dilepas

kepada investor swasta. Kedepan pihaknya akan melakukan inventarisir dan memediasi kalangan

stake holder yang ada dalam hal ini kalangan investor baik swasta maupun kalangan pengusaha

yang berlabelkan perusahaan pemerintah.

Di Tator sendiri telah banyak perusahaan-perusahaan baik swasta dan pemerintah yang perlu

diberikan arahan. Kontribusi apa selain keuntungan untuk PAD yang dapat diberikan.Tentu saja

yang diperlukan dalam hal ini ialah mempekerjakan kalangan dari daerah itu sendiri.

Nantinya jika Yunus dipercaya sebagai Bupati Tator, maka pihaknya berkomitmen penuh untuk

mengurangi jumlah pengangguran di Tator. Pemerintah dapat memanfaatkan fungsi sosial

strategis BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dan BUMS

(Badan Usaha Milik Swasta) untuk mengurangi angka pengangguran melalui pemberdayaan

usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Secara sosial-politik, peran UMKM terhadap penciptaan lapangan kerja dan upaya menekan

angka pengangguran sangatlah besar. Sebab UMKM memiliki tingkat elastisitas penyerapan

tenaga kerja yang tinggi, sebagaimana tecermin dari besarnya jumlah tenaga kerja yang bekerja

di sektor UMKM. Bila pemerintah ingin mengurangi jumlah pengangguran, tingkat elastisitas

penyerapan tenaga kerja yang dimiliki UMKM harus terus dijaga, bahkan ditingkatkan setiap saat.

Untuk mendukung hal itu, maka perlunyalah inisiatif pemerintah daerah untuk mengintensifkan lagi

yang dinamakan Tri Partit (Pemerintah, Organisasi Pekerja dan Pengusaha baik yang

Swasta/Pemerintah).

Yunus menambahkan pihaknya sendiri baru-baru ini telah membuka lapangan kerja baru di Tator

dengan membeli Hotel Marannu Tator. Menurutnya hotel tersebut mau dilihat lebih baik lagi dari

yang ada selama ini. Untuk itu pihaknya akan menambah jumlah dan membuka lapangan kerja

agar dapat bertugas di hotel tertua di Tana Toraja tersebut.

Meski belum mengetahui data pasti jumlah pengangguran di Tator. Namun berdasarkan dari Data

BPS Sulsel, jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun lalu

meningkat 2900 orang menjadi 314.664 orang, dibanding tahun lalu sebanyak 311.768 orang.

Tingginya angka pengangguran akibat meningkatnya jumlah angkatan kerja namun tidak diimbangi

dengan penciptaan lapangan kerja baru.

"Kalau dianalisa lebih dalam lagi, jika disulsel terjadi trend kenaikan jumlah pengangguran. Maka

hampir dipastikan jumlah pengangguran di Tator juga bertambah. Hal ini diperkuat lagi dengan mati

surinya sektor pariwisata di Tator diiringi dengan tingkat okupansi (hunian hotel) yang hanya 10

persen. Ini artinya, management hotel pasti juga mengurangi para karyawannya."jelas

Yunus.(tribuntimur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar